Balada Tukang Foto Keliling,
BLOG,
era digital,
fotografer,
nafkah fotografi,
selembar foto,
Tanpa Kategori,
tukang foto keliling
Balada Tukang Foto Keliling
Sobat fotografi,... mungkin anda semua tidak asing dengan kata-kata Tukang Foto Keliling,...? tentu saja sebutan itu masih terngiang hingga usiaku sekarang. Dahulu sewaktu ane masih kecil sudah sering mendengar istilah tukang foto keliling, konotasinya tentu saja seseorang yang mempunyai pekerjaan sebagai tukang foto yang menjajakan jasanya dengan cara berkeliling dari rumah kerumah atau ditempat-tempat pariwisata. Ane hanya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman dan beberapa hal yang saya rasakan selama ini, berdasarkan apa yang orang sebut sebagai tukang foto. Saya dan mereka para tukang foto sering bercerita dan sering berkeluh kesah dengan kondisi yang terjadi sekarang.
Pertumbuhan fotografi di Indonesia memang sedikit banyak membawa dampak plus dan minus terhadap pola pikir dan tujuan orang-orang yang berkecimpung didalamnya. Mulai dari segi ekonomi, psikologis, tuntutan, karya seni dan hobi. Hal ini mungkin akan berkaitan dengan sebutan fotografer profesional, fotografer hobi maupun fotografer amatir. Mari kita kembali kemasa silam dimana sebutan seorang Tukang Foto/Mat Kodak/Kameramen mempunyai posisi yang bagus dan merupakan profesi serta pekerjaan utama bagi segelintir orang.
Ada untung pasti ada rugi, ada tumbuh pasti ada punah, .... begitulah siklusnya. Sekarang trend 10 tahun yang akan datang punah dan kemungkinan 10 tahun yang akan datang akan kembali menjadi trend. Kembali ke benang merah sob,... pada dasarnya tukang foto adalah sebuah profesi sebagai mata pencaharian untuk menghidupi keluarganya. Dilematis memang, satu sisi perkembangan era digital semakin menggila satu sisi ketidakmampuan tukang foto pada era tersebut sangat sedikit yang mampu untuk konversi ke DSLR. Alhasil, banyak tukang foto yang gulung tikar karena tertelan mentah-mentah oleh era digital.
Beberapa kali saya berkunjung ke lokasi wisata sudah sangat sedikit sekali yang para tukang foto tersebut, terkadang saya merasa rindu dengan kata-kata yang biasa dilontarkan kepada calon pelangganya. "Mari bu foto, marii foto, mari foto, langsung jadi" atau beberapa menawarkan "mari foto dengan background ini" atau dengan background lain. Wowwww,... hal-hal tersebut kini hanya bisa ditemui dibeberapa tempat saja. Kemajuan teknologi tetap harus berjalan dan mengikuti kemajuan jaman di dunia. Kesimpulanya adalah, apapun yang terjadi dimasa depan dan apapun yang akan kita hadapi, maka hadapilah dengan bijaksana serta mampu beradaptasi agar bisa bertahan sampai akhir jaman. (uungferi)
sumber foto dari blognya Riyanthi atau bisa cek dimari
10 komentar
hweheheheh
BalasHapusnasih tetep ada kok om di kampus saya....
biasanya pas masa wisuda.....
masih banyak tukang foto keliling sliweran
kebetulan di kampus satu tahun bisa sampe 4 kali wisudanya.....
untuk isitilah tukang foto keliling bukannya berkurang jumlahnya
cuma agak bergeser artinya sekarang om
yang disebut tukan foto keliling itu sekarang
fotografer yang ngajak modelnya keliling2 buat nyari latar pemotretan yang cocok om......
hwehehehhee
oh iya om nitip anu om....
http://nsx125.wordpress.com/2011/11/16/saya-di-ospek-mx-ngenes-part-1/
begitulah, teknologi memaksa bisnis2 tertentu untuk gulung tikar
BalasHapussekarang bawa HP sudah punya foto, langsung jadi
BalasHapus(maksudnya jadi di HP, tapi bisa dibawa kemana-mana)
Masih eksis tuh bro , walau berkurang memang ! Di monas msh banyak tuh
BalasHapuswach, jadi merasa bersalah nich....(secara tidak langsung saya punya Hobby Photographer)
BalasHapusNich buktinya.....(salam kenal,nitip view):
http://www.bikers86.co.cc/2011/11/foto-candid-dari-newbie.html
nda papa mas bro..... santai saja,...
BalasHapusSaya sendiri pingin juga loh jadi seorang fotografer,tapi jangan yang keliling tapi yang jalan-jalan saja yah heheee....
BalasHapusMasih hangat di benak saya saat diphoto tukang photo keliling sekeluarga di depan rumah tahun 1992-1993, bulan depannya tukang photo datang lagi nganterin hasil cetakan :) Waktu itu keluarga saya hanya punya kodak hitam putih...
BalasHapusbeberapa yang menyenangkan memang,... foto menjadi sebuah dokumentasi sejarah,... dalam hal apapun,....
BalasHapusbagosssssssssssss
BalasHapus